Petani bersama PPL melaksanakan pengendalian WBC dengan pestisida nabati berbahan dasar tembakau

Wereng merupakan hama yang sering ditemui pada tanaman padi. Hama wereng adalah sejenis serangga kepik terbang yang memiliki kebiasaan untuk menghisap cairan tanaman. wereng dibedakan menjadi 3 jenis yakni wereng hijau, wereng coklat dan wereng punggung putih. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama yang sangat merugikan untuk tanaman padi. Wereng merupakan serangga yang biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Dalam perkembangbiakannya wereng juga tergolong sangat cepat sehingga akan menyerang suatu wilayah dengan cepat. Selain menghisap cairan pada tanaman padi, ternyata wereng juga mampu menularkan virus tungro. Hal ini tentu saja akan berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Untuk pengendalian hama wereng, biasanya petani menggunakan bahan kimia berupa insektisida tipe kontak dan sistemik berbahan aktif sipermetrin ataupun imadikoplorid. Namun penggunaan bahan kimia ini secara terus menerus bisa mengakibatkan wereng menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan, sehingga akan sulit dikendalikan dikemudian hari. Oleh karena itu diperlukan pengendalian hama secara terpadu yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati. 

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman

Keuntungan Pestisida Nabati

Keuntungan yang didapat dari penggunaan pestisida nabati antara lain :

  1. Mempunyai cara kerja unik yaitu tidak meracuni (non toksik).
  2. Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan secara relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
  3. Penggunaan dalam jumlah (dosis) kecil / rendah.
  4. Mudah diperoleh di alam.
  5. Cara pembuatan relatif mudah dan secara sosial  ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara berkembang.

Kelemahan Pestisida Nabati

Di samping itu, pestisida nabati juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

  • Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat dalam jangka waktu yang cepat.
  • Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya.
  • Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
  • Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus segera digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi petani untuk mendapatkan pestisida nabati instan ataupun untuk memproduksi pestisida nabati untuk tujuan komersil.
  • Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang. Hal ini dari sisi ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien.

Prinsip Kerja Pestisida Nabati

Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.

Cara kerja pengendaliannya bisa melalui perpaduan beberapa cara ataupun cara tunggal. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu:

  • Menghambat proses reproduksi serangga hama, khususnya serangga betina.
  • Mengurangi nafsu makan
  • Menolak makan
  • Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, sehingga perkembangbiakan serangga hama dapat dihambat.
  • Menghambat pergantian kulit

Pestisisida nabati yang digunakan salah satunya berbahan dasar Tembakau. Tembakau  atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan nama Nocotiana tabacum L. Kita sering mengenalnya sebagai bahan baku utama untuk rokok, namun di dunia pertanian tembakau bisa dijadikan pestisida nabati yang cukup ampuh mengendalikan hama terutama pada hama penghisap.

  • Tembakau mengandung bahan aktif nikotin berkadar 0,3 sampai 5,0 % dari berat kering tembakau. Bahan aktif ini berperan dalam mengendalikan serangga hama. Senyawa ini bekerja sebagai racun kontak, racun perut, dan fumigant. Hama yang bisa dikendalikan dengan tembakau adalah jenis hama penghisap, hama penghisap biasanya menggangu tanaman dengan cara menusukan mulutnya kelapisan epidermis dan menghisap cairan yang terdapat didalam tanaman dan lebih dari itu hama ini bisa menyebabkan penyakit pada tanaman seperti bercak-bercak.
  • Diantara banyaknya jenis hama penghisap diantaranya adalah wereng batang coklat, walang sangit, hama jenis kutu dan hama tungau. membuat pestisida nabati dari tembakau terbilang sederhana dan bahan yang dipakaipun cenderung ada disekitar kita.

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

Adapun cara membuat pestisida nabati dari bahan tembakau adalah sebagai berikut:

Bahan yang dipakai membuat pesnab tembakau

  1. Rajangan Daun tembakau 1 kg
  2. Air 5-10 liter

Alat yang digunakan membuat pesnab tembakau

  1. Ember
  2. Saringan
  3. Sendok
  4. dan Alat penunjang lainnya

Cara membuatnya

  1. Rajangan daun tembakau yang sudah disediakan tadi kemudian rendam dengan air
  2. Setelah larutan teraduk dengan rata, diamkan larutan tadi selama 1-2 malam
  3. Saring air larutan tadi, tambahkan perekat (detergen, parutan labu siam, daun randu) kemudian semprotkan secara merata pada tanaman, 200 ml/14 L air.

Pada hari Jumat tanggal 3 Juni 2022 Gerakan pengendalian hama wereng dengan menggunakan pesnab tembakau dilaksanakan di poktan jambu jabon, desa jabon kecamatan Jombang. Bersama bapak ketua poktan bapak Abd Yajid,  anggota kelompoktani dan tim PPL (BPP kec Jombang). Semoga dengan adanya kegiatan gerdal wbc dengan pestisida yang ramah lingkungan, bahan murah, mudah, sederhana tercermin kearifan budaya lokal tradisional serta dapat mempererat silaturahim antar para petani.

Penulis : Ratna Wulandari, S.Pt./PPL Kecamatan Jombang