JOMBANGKAB.HUMPRO _Setelah menunggu puluhan tahun, akhirnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Sanitary Landfill akan segera di bangun di Kabupaten Jombang tahun 2020 ini. Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab didampingi Wakil Bupati, Sekda, Wakil Ketua DPRD dan perwakilan dari Forkopimda serta OPD terkait telah mendengarkan langsung paparan dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Bersama perwakilan dari Pemerintah Jerman (Fichtner) Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM) sarana dan prasarana persampahan, diruang rapat Swagata Pendopo Pemkab Jombang, pada Kamis (18/6/2020).
“Perencanaan ini sudah digagas sejak tahun 2010, proses MOU nya juga telah dilaksanakan sampai 2 periode pemerintahan. Jadi TPA ini akan segera dibangun dalam waktu dekat, kita siapkan lahan 30 hektare, yang diperlukan kurang lebih 15 hektare,” ungkap Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab.
Rapat yang diadakan di ruang rapat Swagata tersebut diikuti Bupati, Wakil Bupati Sumrambah, Sekdakab Akhmad Jazuli, Wakil ketua DPRD Farid Alfarisi, sejumlah kepala OPD, perwakilan Balai Prasarana Permukiman Jawa Timur, dan perwakilan.
Pembangunan TPA diperkirakan akan dimulai awal Juli mendatang. Dengan persiapan mulai dari pemetaan, distribusi material, dan pemotongan kurang lebih 3.000 pohon yang ada di lahan TPA.
Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab menjelaskan, bahwa bantuan dari Jerman ini sebetulnya sudah sejak lama, mulai ada pembicaraan dan road show sejak tahun 2010, waktu itu masih masa kepemimpinan Bupati Suyanto, 2012, MoU ternyata belum bisa dilaksanakan. MoU kedua dilayangkan pada masa Bupati Nyono Suharli Wihandoko 2017. “Dan alhamdulillah padatahun ini lelang dimenangkan oleh PT Adhi Karya, dan sudah kita dengarkan langsung presentasinya, sehingga dipastikan tahun ini pasti akan dimulai,” jelas Bupati Mundjidah Wahab.
Pembangunan proyek ini tentu untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, utamanya dalam bidang persampahan. Dimana produksi sampah di Jombangsaat ini lebih dari 110 ton per hari. Itupun masih hanya beberapa kecamatan, terutama di kecamatan Jombang. Jika dihitung dari semua kecamatan, diperkirakan, sampah bisa mencapai 505 ton per hari.
Untuk melancarkan jalannya proyek pembangunan TPA ini, Bupati meminta dukungan dari warga masyarakat sekitar. Sebelumnya Bupati Jombang meminta Dinas terkait untuk memberikan sosialisasi tentang proyek yang akan dilakukan ini agar tidak menimbulkan dampak sosial.
“Saya harap dukungan dari masyarakat secara penuh agar proyek bisa terlaksana dengan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Dalam paparan tersebut, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan akan membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) diBanjardowo Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur menggunakan sistem sanitary landfill. Pembangunan tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM).
Kasi Pelaksanaan Balai Prasarana Permukiman Jawa Timur menyampaikan bahwa Program ERIC-Solid Waste Management tersebut untuk memberikan kontribusi dalam pelaksanaan strategi perubahan iklim di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan melalui investasi fasilitas pengolahan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan dan higienis.
“Untuk itu, Kami berharap adanya kerjasama dari Pemkab Jombang dengan organisasi perangkat daerah kabupaten Jombang dalam hal koordinasi dan komunikasi. Kemudian terkait dengan pemakaian lahan diharapkan Pemkab bisa ikut serta di dalam menyukseskan pelaksanaan ini. Disamping itu mohon kedepannya bisa dilakukan pemeliharaan sehingga pelaksanaan ini bisa berkesinambungan,” harapnya.
Lanjut Roy, pembangunan TPA sistem sanitary landfill dibangun dengan melakukan pelapisan lahan pembuangan (sel aktif) TPA menggunakan 3 lapis perlindungan lingkungan. Pertama, di atas tanah asli yang telah dipadatkan dipasang lapisan kedap paling bawah berupa geosynthetic clay liner bahan gel sintetis (geo tekstil) setebal 1 cm yang akan menahan kebocoran air lindi agar tidak mencemari tanah. Lapisan kedua dan ketiga adalah lapisan geomembran setebal 2 mm berupa lapisan impermiabel dan geotextile setebal 1,2 cm berupa karpet sintetis berserat kasar yang khusus didatangkan dari Jerman.
Selain itu, pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala kawasan dinilai efektif untuk volume sampah yang tidak terlalu besar, sehingga pengurangan sampah dapat dilakukan mulai dari sumbernya. Selanjutnya pengoperasian TPA dengan sistem sanitary landfill akan meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan. Sedangkan pembangunan TPA sanitary landfill umur pakainya diperkirakan 5 hingga 7 tahun di kabupaten Jombang dengan kapasitas 150 ton perharinya.
“Sanitary landfill dilengkapi dengan fasilitas softy composting yaitu pemilihan sampah. Di dalamnya ada pemilihan sampah dan pemilihan lindi yang nantinya sampah sampah akan dipilah oleh para pemulung dan bisa memberikan masukan bagi pemulung tersebut. Adapun sampah plastik dan organik dipilah sehingga nantinya bisa dijual kembali oleh Pemdes sekitar sebagai revenew atau modal yang bisa digunakan untuk operasional pemeliharaan dan juga pemeliharaan bagi masyarakat lokal,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten Jombang telah mempersiapkan lahan di Banjardowo sekitar 30 hektar tapi yang akan dibuat pembangunan TPA sekitar 10 sampai 15 hektar dan mulai pengerjaan awal bulan Juli 2020 karena harus segera membersihkan sekitar 3000 pohon.
Sementara itu pelaksanaannya akan dilaksanakan selama 18 bulan kontrak dan selama kontrak nantinya akan ditambah masa pemeliharaan. Sedangkan kontrak dimulai dari tanggal 29 Mei 2020 dan berakhir di bulan Desember 2021 mendatang,” pungkasny