
Kementan menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 2 dengan pokok bahasan Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim . Pelatihan dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Bapak Dr. Syahrul Yasin Limpo pada Rabu 23 Februari 2022 secara langsung dari Kantor Kementerian Pertanian Jakarta dan diikuti secara virtual oleh petani dan penyuluh pertanian seluruh Indonesia. Para petani dan penyuluh mengikuti kegiatan ini di lokasi titik kumpul yang telah ditentukan, yaitu di masing-masing BPP pada tiap kecamatan.
Tidak ketinggalan, para petani dan penyuluh pertanian di Kabupaten Jombang juga mengikuti acara pelatihan ini dengan antusias dan penuh semangat. Diawali dengan proses pendaftaran calon peserta, PPL Wilayah Binaan (Wibi) memfasilitasi proses registrasi yang dilaksanakan secara online dengan mengisi biodata petani calon peserta pada link yang sudah di sediakan oleh Kementan, dan pada hari H pelaksanaan, para petani dan penyuluh berkumpul di BPP untuk bersama-sama mengikuti penjelasan dan materi yang disampaikan oleh narasumber via Zoom.

Ismail Hasan, Koordinator PPL di BPP Ngoro Kabupaten Jombang menyatakan bahwa petani di wilayahnya sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan ini. Jadi ingat jaman Pak Harto dulu, sering ada telewicara pada acara Kelompencapir yang disiarkan TVRI ujar salah satu petani peserta pelatihan asal Ngoro. Di titik kumpul lain, yaitu di BPP Wonosalam para petani dan penyuluh juga sama semangatnya mengikuti kegiatan pembukaan pelatihan ini. Suyikno, Koordinator PPL di BPP Wonosalam mengatakan meski terkendala sinyal internet para penyuluh berusaha memfasilitasi petani dengan mengadakan nobar (nonton bareng) di BPP. Alhamdulillah dengan fasilitas yang dimiliki BPP kita semua bisa mengikuti kegiatan dengan lancar, demikian ungkapnya.
Pada pidato pembukaan pelatihan, Menteri Pertanian menjelaskan pentingnya pemahaman pada isu-isu global, diantaranya isu perubahan iklim. Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu bumi dan mencairnya gletser pada kutub. Hal ini akan berpengaruh pada perubahan iklim dan musim yang saat ini sudah kita rasakan. Dalam paparannya, Menteri Pertanian mencontohkan dampak pemanasan global salah satunya adalah siklus musim hujan dan kemarau yang kini telah bergeser. Tiba-tiba turun hujan lebat yang diikuti banjir, dan tiba-tiba juga terjadi kemarau dan kekeringan. Kondisi ini menuntut kita semua untuk beradaptasi, tidak terkecuali para petani. Petani merasakan dampak signifikan dengan adanya perubahan iklim ini.
Menteri Pertanian menegaskan, agar perubahan iklim ini tidak merugikan petani maka petani harus mampu melakukan mitigasi dan adaptasi. Salah satu contoh adaptasi terhadap perubahan iklim adalah bagaimana petani memilih varietas-varietas tanaman, misalnya padi yang tahan kering, tahan rendaman banjir, bahkan petani harus memilih varietas padi yang tahan terhadap salinitas atau kadar garam yang tinggi sebagai antisipasi terhadap potensi meningkatnya permukaan air laut. Peran besar Penyuluh Pertanian Lapang sangat diharapkan dalam mendampingi petani pada masa-masa sulit ini. Berdasarkan kondisi sebagaiman disampaikan diatas, maka Kementan memandang perlu adanya pelatihan tentang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bagi pertanian. Pada akhir sabutannya, Mentan mengucapkan selamat mengikuti pelatihan, tetap semangat dan tetap jaga kesehatan.
(A.R. Yahya_PPL Kab. Jombang)