
Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan program Pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem Irigasi, baik sistem irigasi kewenangan Pusat, kewenangan Propinsi maupun kewenangan Kabupaten. Program ini dilaksanakan dengan mengedepankan keterpaduan peningkatan pengelolaan jaringan irigasi dalam menjamin ketersediaan air pada pengembangan sektor pertanian dan peningkatan produktivitas tanaman pangan terutama padi dalam mewujudkan tercapainya target ketahanan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia.
Sekolah Lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien berproduktifitas tinggi dan berkelanjutan. Sekolah lapang dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar yang cukup efektif karena sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa (Andragogi) karena sifatnya yang tidak formal, proses pembelajaran dilakukan di lapangan dimana tersedia objek nyata.
Gambaran nyata tentang sosok Sekolah Lapang adalah sebuah sekolah tanpa dinding , sehingga ruang kelas sekaligus perpustakaannya, adalah lahan sawah (Laboratorium Lapang) itu sendiri. Peserta Sekolah Lapang berkumpul satu kali seminggu selama satu musim (±12 minggu) untuk mengikuti dan menganalisa perkembangan tanaman, fase demi fase. Sekaligus mendalami berbagai prinsip yang terkait dengan perkembangan tanaman seperti dinamika populasi serangga, fisiologi dan kompensasi tanaman, pemeliharaan kesuburan tanah, pengaruh air dan cuaca, pemilihan varietas, dan lain-lain, melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukan sendiri. Selain kegiatan pokok, serangkaian kegiatan (topik khusus) dilakukan sesuai dengan masalah-masalah khusus yang dihadapi di setiap tempat. Yang selalu nampak pada Sekolah Lapang adalah peran aktif petani sebagai pelaku, peneliti, pemandu, dan manajer lahan yang ahli. Pola Sekolah Lapang dirancang sedemikan rupa sehingga kesempatan belajar petani terbuka selebar-lebarnya agar para petani berinteraksi dengan realita mereka secara langsung, serta menemukan sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, pola pendidikan Sekolah Lapang bukan sekedar belajar dari pengalaman , melainkan suatu proses sehingga peserta didik yang kesemuanya adalah orang dewasa, dapat menguasai suatu proses penemuan ilmu yang dinamis dan dapat diterapkan dalam manajemen lahan pertaniannya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting, karena jaman ini sarat dengan unsur perubahan. Diharapkan agar proses Sekolah Lapang dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan.
Adapun ciri-ciri Sekolah Lapang secara umum, adalah sebagai berikut:
- Sawah sebagai Sarana Belajar Utama Sekolah Lapang. Ketrampilan budidaya pertanian ekologis-organik dan penganekaragaman tanaman padi adalah ketrampilan terapan. Oleh karena itu hampir 80% dari waktu keseluruhan digunakan langsung di sawah, bukan di kelas.
- Cara Belajar Lewat Pengalaman. Setiap kegiatan dimulai dengan penghayatan atau pengamatan langsung, kemudian pengungkapan pengalaman, pengkajian hasil, dan penyimpulan hasil. Siklus belajar ini diusahakan dalam setiap kegiatan sekolah lapang.
- Pengkajian Agro-ekosistem. Sekolah lapang terpola dalam siklus mingguan dimana setiap unsur agro-ekosistem dikaji secara sistematis dan mendalam. Siklus ini menyerupai prinsip pantauan mingguan yang akan diterapkan di tingkat petani dan membiasakan peserta latihan untuk terus mengikuti perkembangan sawahnya selama satu musim, dari persiapan lahan sampai pasca panen.
- Metoda serta Bahan yang Praktis dan Tepat Guna. Setiap kegiatan sekolah lapang, beserta bahan penunjangnya, dirancang sedemikian rupa agar dapat diterapkan langsung oleh para petani di desa. Dengan demikian ketrampilan dan pengalaman yang diperoleh peserta akan menjadi bekal yang terkuasai, yang mudah dialihkan ke dalam tugas sehari-hari di tingkat desa.
- Kurikulum Berdasarkan Ketrampilan yang Dibutuhkan. Kurikulum dirancang atas dasar analisis ketrampilan lapangan yang perlu dimiliki oleh seorang petani untuk menjadi ahli dalam pertanian ekologis-organik dan penganekaragaman tanaman padi, agar ia sungguh-sungguh paham dan mampu menerapkannya di lahannya sendiri, serta meneruskannya kepada para petani lainnya. Selain ketrampilan dan pengetahuan teknis pertanian, peserta memperoleh pula kecakapan dalam perencanaan kegiatan, kerjasama, dinamika kelompok, pengembangan bahan belajar, serta komunikasi, agar ia dapat menjadi fasilitator yang mampu merangsang dan membantu kelompok-kelompok tani secara efektif.
Gapoktan Megaluh mempunyai luas areal sawah sejumlah ±103 Ha terbagi dalam 4 kelompoktani yaitu : Poktan Kedungurip, Poktan Megaluh, Poktan Kedungtimongo I , Poktan Kedungtimongo II. Saat ini Gapoktan Megaluh merupakan satu-satunya gapoktan di Kecamatan Megaluh yang mendapatkan bantuan Program Sekolah Lapang IPDMIP Tanaman Padi dari Dinas Pertanian Kab.Jombang. Kesempatan bagus ini langsung disambut baik oleh petani Desa Megaluh.
Pertemuan perdana SL-IPDMIP ini dilaksanakan pada Tgl 6 Oktober 2022 dengan peserta sejumlah 25 Petani. Materi awal yang disampaikan adalah Pre-Test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman petani selama ini dalam berbudidaya Padi. Kemudian dilanjutkan dengan kontrak belajar yang merupakan kesepakatan dari peserta tentang waktu dan jam pelaksanaan pertemuan mingguan SL-IPDMIP selama 12 kali pertemuan + 1 kali pertemuan diskusi (FGD), selanjutnya penjelasan dari pendamping tentang hak dan kewajiban peserta selama mengikuti Sekolah Lapang IPDMIP. Hasil kesepakatan bersama didapatkan bahwa pertemuan SL-IPDMIP Gapoktan Megaluh akan dilaksanakan seminggu sekali pada Hari Kamis, di mulai Pukul 07.00 padi dengan pengamatan dilahan laboratorium lapang (LL) dilanjutkan dengan pembahasan di rumah salah satu peserta.
Dengan adanya Program Bantuan Sekolah Lapang IPDMIP di Gapoktan Megaluh Desa Megaluh Kecamatan Megaluh ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan, pengetahuan, sikap dan kesadaran petani dalam memanfaatkan lahan usaha taninya secara produktif, meningkatkan kepercayaan diri petani dalam mengadopsi praktek-praktek Budidaya Tanaman Padi dan pengelolaan usahatani yang lebih baik lagi dan mendapatkan hasil panen yang meningkat.
( Fitri Aini Azmi, S.TP – PPL BPP Megaluh )
Sumber :