Praktek Bersama Membuat Kompos Cair

Kecamatan Sumobito merupakan salah satu wilayah di kabupaten Jombang yang hampir 10% dari luasan sawahnya ditanami tebu. Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan telah melaksanakan pelatihan alih teknologi pengomposan limbah tebu dan sisa pertanian pada tanggal 21 s.d 24 Februari 2023 dan salah satu meterinya adalah pembuatan kompos cair atau pupuk organik cair. Dinas Pertanian Kabupaten Jombang sebagai undangan telah mengirimkan 5 orang dari unsur dinas dan petani tebu yang salah satunya dari Kecamatan Sumobito.

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembap dan basah.

Pupuk yang tersedia dalam bentuk cair (POC) dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae.

Kompos padat dan cair memiliki perbedaan.  Kompos padat berbentuk padat, lambat diserap tanaman, lebih stabil , menyediakan hara dalam waktu lama, dapat disimpan lama, aplikasi dengan ditabur atau ditanam di tanah, dominan memperbaiki  struktur tanah, bisa dijadikan sebagai pupuk dasar. Kompos cair berbentuk cair, cepat diserap tanaman, cepat habis, sekali pakai, rentan terbawa erosi, segera diaplikasi setelah selesai dibuat, disiram ke tanah atau disemprot ke bagian tanaman (efektif disemprot di daun), pupuk pelengkap dan bukan pupuk dasar. 

Manfaat kompos cair antara lain : 

  1. Merangsang pertumbuhan tunas baru
  2. Merangsang pertumbuhan kuncup bunga
  3. Mendorong peningkatan pembentukan klorofil daun
  4. Memperkuat daya tahan tanaman

Keunggulan POC 

  1. Mampu mengatasi terjadinya defisiensi unsur hara 
  2. Menyuplai hara dengan cepat (short acting). 
  3. POC memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
  4. POC tidak merusak tanah walaupun sering digunakan
  5. Murah dan mudah membuatnya

Kekurangan POC 

  1. Bukan pupuk utama pada tanaman
  2. Harus  segera diaplikasikan, tidak bisa disimpan lama
  3. Nutrisi POC rentan terbawa erosi

Dalam pembuatan pupuk organik cair yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Bahan yang digunakan masih segar belum mengalami pembusukan. 2. Kondisi selama fermentasi wadah tertutup rapat (anaerob) 3. Lama waktu fermentasi 10-14 hari 4. Penggunaan starter 10 ml EM4 /kg bahan (atau dosis disesuaikan jenis starter yang digunakan) 5. Indikator keberhasilan, POC yang dihasilkan berbau seperti  fermentasi tape, tidak berbau busuk, dan cairan encer tidak pekat.   

Bahan dan alat yang diperlukan dalam pembuatan pupuk organik cair :

Bahan :

  1. Limbah organik, limbah pertanian dll
  2. Starter : EM4, kotoran ternak 
  3. Tetes  atau   gula
  4. Air cucian beras atau dedak

 

Alat :

  1. Komposter, tong plastik
  2. Selang 
  3. Kran
  4. Botol plastik

 

 

Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair :

  1. Semua bahan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu
  2. Siapkan mikroba dekomposer (EM4) 
  3. Larutkan EM4 dengan air. Dosis 10 ml EM4/kg bahan.
  4. Masukkan bahan ke dalam komposter sambil disiram larutan mikroba dekomposer.  Setelah semua bahan dimasukkan lalu tutup rapat komposter tersebut. Air lindi atau kompos cair dihasilkan dalam waktu dua minggu.
  5. Pengambilan lindi dapat dilakukan dalam 2-3 hari sesuai kebutuhan. 
  6. Air lindi yang sudah diambil sebaiknya dicampur lagi dengan mikroba dekomposer agar kandungan mikrobanya lebih banyak.
  7. Berikan 10 ml mikroba dekomposer per liter air lindi. Diamkan selama 2-3 hari, setelah itu pupuk organik cair siap untuk diaplikasikan. Pupuk organik cair tersebut bisa disimpan selama 1 – 2 bulan.
  
 

Cara pemakaian POC

  1. Untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif.
  2. Disemprotkan pada tanaman yang baru bertunas, merangsang pertumbuhan daun
  3. Bisa disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. 
  4. Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami.
  5. Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak.
  6. Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
  7. Dosis kurang dari 2%.  Dosis  pemakaian, JANGAN OVER DOSIS.  (Daun layu dan tanaman mati.  Dapat mengundang hama dan penyakit tanaman)

Pupuk Organik Cair merupakan pupuk hasil fermentasi. Jadi sebelum digunakan harus dipastikan bahwa benar benar sudah matang agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Kelemahan POC yang belum matang antara lain mengandung unsur hara yang rendah, terjadinya proses pembusukan dapat membawa patogen bagi tanaman, serta dapat mengandung racun bagi tanaman. Sebelum digunakan atau didistribusikan perlu diketahui apakah fitotoksik atau tidak. Caranya dengan menggunakannya pada saat perkecambahan biji, bila indeks perkecambahan biji bisa 100%. Hal itu mengindikasikan POC aman dipakai dan bebas fitotoksik. 

Ditulis oleh : Ahmad Irfan, S.TP

PPL BPP Sumobito Kabupaten Jombang

2023